Manusia dikenal juga sebagai Homo Ludens, dalam filsafat olahraga memaparkan karakteristik bermain sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela. Berbagai macam respon secara sadar itu dinyatakan dalam bentuk kegiatan bermain sebagai fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain, sebagai kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa kecuali sebagai luapan ekspresi, pelampiasan ketegangan, atau peniruan peran.
Bermain itu sendiri bukanlah suatu yang real sehingga bermain pada anak misalnya berlangsung dalam suasana tidak sungguh-sungguh, namun bersamaan dengan itu pula terdapat kesungguhan yang menyerap kosentrasi dan tenaga. Unsur ketegangan di dalamnya tidak lepas dari etika, seperti tersirat dalam semangat fair play yang selanjutnya menguji ketangguhan, keberanian, dan kejujuran pemain. Ciri bermain yang belum tercemar tampak dalam permainan anak-anak yang meskipun tanpa wasit, semua pemainnya mampu mengatur dirinya untuk tidak menghancurkan permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar